BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS »

Wednesday, April 7, 2010

~ mEnCARI rOH AmAL ?? ~



ISLAM itu ada lahir, ada batin. Ada jasad, ada roh. Ada rangka, ada nyawa. Islam itu ada kulit, ada isi. Batin Islam atau roh Islam atau nyawa Islam atau intipati Islam itulah yang dikatakan rohul amal, yakni roh dalam kita bekerja, roh dalam kita bartindak, roh dalam kita melaksanakan sesuatu, roh dalam kita berjuang dan berjihad, roh dalam segala usaha ikhtiar kita, walau dalam bidang apapun. Dalam ibadah, dakwah, ekonomi, politik, pembangunan, pertanian, kesehatan, dan lain-lainya.


Roh amal inilah yang mesti kita jaga sungguh-sungguh karena ia merupakan nyawa, di samping kita tidak juga menafikan amal lahir atau syariat lahir yakni perkara-perkara yang dapat dilihat dengan mata lahir. Roh amal itulah tempat pandangan ALLAH karana ia merupakan intipati amal. Lubbun (j )dari roh amal itulah nilai di sisi Allah. Inilah yang dimaksudkan oleh Rasul dalam sabdanya:


Artinya: Sesungguhnya ALLAH tidak melihat gambaran lahir amalan kamu dan rupa

kamu tapi ALLAH melihat hati kamu. (Riwayat Muslim)


Maksudnya, amalan lahir yang kita buat seperti rukuk, sujud, berdiri dan bacaan-bacaan dalam sembahyang, semuanya tidak dipandang oleh Allah jika rohnya tidak ada. Begitu juga percakapan kita yang didengar oleh manusia, perjuangan kita dengan menggunakan tangan dan kaki, pergi ke sana ke mari, bermacam-macam bentuk pembangunan yang kita hasilkan dalam bidang ekonomi, pertanian dan sebagainya, semuanya tidak ada nilainya di sisi ALLAH kalau rohnya tidak ada.


Jadi ALLAH tidak melihat dan memandang gambaran lahir tetapi ALLAH melihat hati kita. Roh usaha kita itu yang ALLAH pandang di samping usaha itu perlu dilaksanakan. Roh amal itu yang dipandang oleh ALLAH di samping amal itu perlu dibuat. Roh jihad itulah yang ALLAH nilai di samping jihad itu perlu dilaksanakan. Roh puasa itulah yang ALLAH beri tumpuan di samping puasa itu perlu dikerjakan. Begitulah seterusnya. Jadi dalam kita beramal, keduanya lahir batin mesti kita laksanakan, tetapi penilaian ALLAH pada yang batin.


Islam ada rangka, ada nyawa, kedua diperlukan. Tetapi nyawa itulah yang dinilai oleh ALLAH. Jadi kalau usaha, ibadah, pembangunan, jihad atau apa saja yang kita cetuskan, sedangkan rohnya tidak ada, samalah seperti manusia yang sudah tidak ada nyawa.


Artinya sudah dianggap bangkai. Manusia, walau bagaimanapun cantiknya, kalau sudah tidak bernyawa, maka akan ditanam saja, tidak perlu disimpan lagi. Orang hormat kepada ratu cantik itu karena rohnya atau nyawanya masih ada.


Justru itu, kita beribadah mesti berserta roh. Kita berdakwah mesti berserta roh. Kita berjihad mesti berserta roh. Begitu juga kita bermusafir, bergaul, berilmu, bersatu, berdoa, berzikir, berekonomi, membangunkan pertanian, membangunkan kesehatan,berkumpul, dan sebagainya, semuanya mesti berserta roh. Hingga diam kita pun mesti ada roh.


Jadi roh amal perlu kita jaga karena ia merupakan penilaian disisi ALLAH SWT, di samping soal-soal lahir wajib juga dilaksanakan dan ia tidak boleh diabaikan.


Apa yang dimaksudkan dengan roh amal atau nyawa pada amal, pada usaha kita, pada perbuatan kita, pada ibadah kita itu?


Sebagai contoh, berikut adalah beberapa amalan yang bisa kita nilai bersama-sama wujud atau tidakah rohnya?



Roh Solat


Kalau kita bersembahyang, roh sembahyang itu di antaranya ialah khusyuk, faham apa yang kita baca, hati merasa hina dan kecil di hadapan ALLAH, serta merasakan kebesaran dan kehebatan ALLAH SWT. Bila ada roh yang begitu rupa dalam sembahyang, baru bisa dikatakan sembahyang. Barulah amal sembahyang itu ALLAH terima. Kalau tidak ada maka sujud kita tidak ada arti apa-apa, berdiri kita tidak ada arti apa-apa, kefasihan lidah kita membaca ayat-ayat tidak ada arti apa-apa. Duduk berdiri kita dalam sembahyang sudah tidak ada arti apa-apa kalau roh sembahyang atau nyawa sembahyang kita sudah tidak ada. Sembahyang yang sudah tidak ada roh ialah ‘sembahyang bangkai’.



Roh Berdakwah


Contoh yang lain ialah roh dalam kita berdakwah seperti berbicara, menyampaikan risalah, buku, majalah dan sebagainya. Bagaimanakah yang dikatakan dakwah yang ada roh atau dakwah yang ada nyawanya itu? Yaitu bila setiap pendakwah itu merasa apa yang dia kerjakan itu satu tanggungjawab dari ALLAH SWT, bukan dari diri dia, dan bukan tanggungjawab dari jamaah. Jamaah itu hanya sebagai landasan untuk dia berjuang. Seolah-olah dia mewakili ALLAH. Ibarat kita mewakili raja atau perdana menteri atau menteri, bolehkah bersenang-senang? Olehkarena itu, dalam berdakwah kita patut merasa kita mewakili ALLAH di dunia ini untuk menyampaikan ajaran-Nya kepada umat manusia. Inilah yang dikatakan mesti ada rasa tanggungjawab dalam soal dakwah karena kita diperintahkan oleh ALLAH SWT supaya berdakwah.


Kita berdakwah membawa hati yang takut kepada ALLAH. Takut kalau salah menyampaikanya, atau salah dalam menilai hukum. Sebab, kadang-kadang apa yang kita sampaikan dan hukum yang kita beri dalam berdakwah itu didengar oleh ribuan orang. Mereka akan berkeyakinan atau berpegangan mengikut sepertimana yang kita ucap atau sampaikan. Kalau kita salah, bukan mudah kita hendak jumpa setiap orang untuk membetulkan kesalahan kita.


Kalau apa yang kita sampaikan itu tidak tepat sebagaimana yang ALLAH dan Rasul perintahkan, bukan saja kita terpaksa bertanggungjawab di dunia tetapi juga di Akhirat kelak. Inilah yang dimaksudkan, sewaktu kita berdakwah itu mesti ada rasa takut dalam hati. Takut sewaktu kita berdakwah itu kita bersalah. Takut itu dalam hati, bukan pada telinga, bukan pada lisan. Oleh sebab itulah kalau kita berdakwah, kita harus membawa hati juga. Jangan hanya membawa lisan saja atau membawa perkataan saja tanpa membawa hati.


Dan yang dikatakan roh dakwah ialah, misalnya dakwah kita diterima oleh orang banyak sehingga mendorong mereka membuat perubahan, kemudian kita bersyukur kepada ALLAH SWT. Karena itu adalah kuasa dan nikmat dari-Nya. Rasa syukur itu dirasakan oleh hati, bukan mulut, bukan telinga. Jadi kita mesti merasa bersyukur bila dakwah kita diterima orang. Itulah di antara roh dalam kita berdakwah. Jadi kita berdakwah bukan karena hobi. Bukan seperti kita memancing ikan, memikat burung, main catur ataupun jogging, karena itu semua adalah hobi. Jangan kita rasa berdakwah itu sebagai satu hobi tetapi hendaklah kita merasakanya sebagai satu kewajiban yang telah ALLAH pikulkan kepada kita. Karena kita hendak menyampaikan dari pihak ALLAH, maka mestilah disertai rasa takut, rasa bimbang. Oleh karena itu bila orang terima usaha dakwah kita itu, kita rasa bersyukur kepada ALLAH SWT. Lebih-lebih lagi bukan untuk dibanggakan atau karena minta dipuji. Kalau roh dakwah ini sudah tidak dijaga walau bagaimanapun kepandaian dan kefasihan kita dalam berdakwah, dan orang senang dengan apa yang kita sampaikan, tetapi, ALLAH tidak senang. Kebanyakan orang redha tetapi ALLAH tidak redha. Karena roh dakwah sudah tidak ada di situ. Kita semata-mata hanya membawa rangkanya. Sedangkan rohnya sudah tidak ada. Artinya membawa ‘dakwah bangkai’.



Roh Berjihad


Jihad ialah gerak diri kita, gerak kaki kita, gerak tangan kita, pergi ke sana sini memerah otak untuk memikirkan bagaimana hendak menegakkan hukum-hukum ALLAH dalam kehidupan kita. Memerah tenaga lahir dan batin kita untuk mendaulatkan Islam yakni agar hukum-hukum ALLAH itu mendapat tempat di tengah-tengah masyarakat. Ini semua jasad lahir atau rangka pada jihad itu. Rohnya, batinnya bagaimana?


Di antaranya, hati mesti diikutsertakan dalam berjihad. Hati mesti merasa jihad ini satu tanggungjawab atau satu kewajiban yang telah ALLAH pikulkan kepada kita. Artinya kita berjihad bagi pihak ALLAH, bukan bagi pihak diri kita, dan bukan bagi pihak jamaah kita. Jamaah itu hanya sebagai landasan untuk memudahkan kita berjuang dan berjihad di tengah masyarakat.


Di antara roh jihad lagi ialah niat. Niat itu ialah kerja hati, peranan batin. Niat jihad ialah untuk meninggikan kalimah ALLAH yakni hukum ALLAH yang lima itu. Yang wajib dan yang sunat hendak kita tegakkan dalam semua aspek kehidupan, yang haram dan makruh hendak kita hindarkan dari semua aspek kehidupan, dan yang mubah, kalau bisa kita jadikan ibadah.


Seterusnya, dalam waktu kita berjihad itu hendaklah kita merasa takut kepada ALLAH SWT. Karena jihad ini simpang-siur dan lika-likunya terlalu banyak, gelanggangnya terlalu luas, maka mudah saja terjadi kesalahan. Jadi haruslah sertakan hati dalam kita berjihad. Hendaklah senantiasa ada rasa takut kalau-kalau berbuat kesalahan dan kelalaian. Kalau dalam kita berjuang terjadi kesalahan, bukan saja kita rugi dan akan dihukum di dunia bahkan di Akhirat lebih parah lagi ALLAH akan menghukun kita.


Di antara roh dalam berjihad yang lain ialah mengharapkan bantuan dari ALLAH. Walaupun kita gigih dan aktif berjuang tapi hati mesti selalu saja bergantung kepada Tuhan. Karena mengikut pengajian dalam aqidah, usaha ikhtiar manusia itu tidak memberi bekas, yang memberi bekas atau yang menjayakan adalah ALLAH. Oleh karena itu dalam berjihad, hati mesti bergantung kepada ALLAH. Mesti berharap kepada-Nya.


Kemudian, yang dikatakan roh jihad lagi ialah, dalam berjihad itu kita rasa lemah. Walaupun kita memiliki banyak pengikut, alat kelengkapan yang cukup dan hebat, gelanggang jihad kita luas dan sebagainya, namun kita mesti rasa lemah di hadapan Tuhan. Sebab kejayaan itu dari ALLAH, bukan dari usaha ikhtiar kita walaupun usaha dan ikhtiar kita itu memang diperintahkan. Jadi walaupun jihad kita meriah, sampai kadang-kadang mulut kita meneriakkan kalimah ALLAHU AKBAR tetapi hati kita mesti tunduk dan mesti rasa lemah kepada Tuhan.


Seterusnya, dalam berjihad kita merasa bersykur jika mendapat kejayaan dan kemenangan. Ini juga roh jihad. Hendaklah kita malu dengan ALLAH sebab kemenangan itu hadiah atau pemberian dari ALLAH. Ia merupakan rahmat dan nikmat dari-Nya.


Kemudian, bila kita kalah atau tidak berhasil misalnya, hati jangan merasa kecewa. Yang lebih baik ialah, hati merasa diri berdosa sehingga tidak ditolong oleh ALLAH. Tidak bolehlah menyalahkan pihak manapun. Tetapi salahkanlah diri kita sendiri, ini tidak ada sebab lain selain dosa-dosa kita hingga kita menghijab dari bantuan ALLAH. Oleh karena itu, setiap kali kita menemui kegagalan dalam berjuang, hendaklah cepat-cepat ingat kembali kepada dosa. Dosa itulah yang menghijab bantuan ALLAH SWT.



Roh Musafir


Bagaimana dengan roh amal dalam bermusafir, berekspedisi atau mengembara? Di antara rohnya, di dalam bermusafir ialah hendaklah kita senantiasa peka dengan apa yang kita lihat dan apa yang kita dengar. Apa saja yang kita lihat dan yang kita dengar mestilah kita ambil iktibar dan pengajaran darinya. Yang baik kita jadikan teladan, sedangkan yang jahat kita jadikan sempadan.


Di antara roh bermusafir lagi misalnya, terasa kebesaran ALLAH bila melihat alam atau melihat pemandangan. Dalam safar (pemusafiran) itu, hati terasa dilihat oleh ALLAH SWT. Kalau dalam safar hati tidak terasa dilihat oleh ALLAH, itulah yang kadang-kadang menyebabkan mata kita menjadi mata keranjang. Berbagai macam yang bukan-bukan yang akan kita lihat nanti.


Oleh karena itu di dalam safar, kita harus mengikutsertkan hati, yaitu terasa dilihat oleh ALLAH SWT.


Firman ALLAH:


Artinya: ALLAH senantiasa bersama kamu di mana saja kamu berada.

(Al Hadid: 4)


Maksudnya di mana saja kita berada, ALLAH Maha Melihat, bukan saja yang lahir bahkan sampai ke lubuk hati kita.


Di antara roh safar lagi ialah, kalau di dalam musafir kita melihat orang berbuat maksiat, hendaklah masukkan ke dalam hati kita rasa insaf, moga-moga kita tidak melakukan perbuatan itu dan moga-moga kita tidak terjebak melakukanya.


Kemudian, jika kita meliahat kebajikan dan kebaikan, hati hendaklah terasa ingin untuk berbuat dan menirunya. Kalaupun belum memiliki kesempatan, hati setidak-tidaknya hendaklah bercita-cita atau pasang niat untuk melakukanya.


Dan di antara roh safar lagi, bila kita melihat orang yang dalam kesusahan atau mendapat kemalangan, hati merasa simpati dan sedih walaupun tidak dapat memberi bantuan. Jangan merasa gembira dengan kesusahan orang lain.



Roh Pergaulan


Contoh roh amal lagi, dalam kita bergaul sesama manusia, kita merendahknan hati walaupun kita ini termasuk orang pandai dan pintar atau mempunyai kedudukan yang tinggi. Selain itu, kita sensitif dengan kebaikan yang kita lihat. Dalam pergaulan di tengah-tengah masyarakat, kadang-kadang kita melihat orang berbuat kebaikan, seperti menolong orang atau berkorban. Maka hendaklah kita sensitif dengan perbuatan itu dan terbitkan keinginan di dalam hati untuk menirunya . Seolah-olah perbuatan baik orang itu mencabar hati kita, mengapa kita tidak berbuat demikian?


Dalam kita bergaul, Jika kita tidak dapat menghindar dari melihat maksiat, karena keterpaksaan, Maka hendaklah kita mengambil pengajaran dari. Hati mesti rasa takut dengan maksiat yang diperbuat oleh orang lain itu. Dan hati rasa bimbang, jangan sampai kita ikut terlibat dengannya.


Di antara roh dalam pergaulan lagi, hati merasa lapang berhadapan dengan bermacam-macam perangai manusia, maklumlah kita sedang bergaul di tengah-tengah masyarakat. Kadang-kadang waktu kita hendak istirahat, di masa itulah orang hendak berjumpa dengan kita. Maka hendaklah lapangkan dada walaupun hati merasa tidak senang. Yang sebenarnya ALLAH hendak memberi kita pahala waktu itu. Inilah yang dikatakan tasamuh, berlapang dada ketika bergaul dan berhadapan dengan berbagai ulah manusia.


Di antara roh dalam pergaulan lagi ialah, belajar membaiki diri dari orang. Sebab, tidak sedikit juga kita akan melihat orang-orang yang baik dalam pergaulan kita. Itulah pengajaran lisanul hal untuk kita tiru.Itulah tarbiah untuk diri kita. Kalaulah perkara-perkara yang tersebut tidak ada dalam pergaulan kita, artinya kita bergaul tanpa roh. Nyawa pergaulan itu tidak ada.



Roh Berilmu


Kita belajar hingga mendapat ilmu, maka ilmu yang kita miliki itu dianggap ada roh apabila ia senantiasa mengingatkan kita bahwa kita mempunyai banyak tanggungjawab kepada ALLAH yang mesti kita laksanakan. Jadi kalau kita memiliki ilmu yang begitu banyak tetapi ia tidak mengingatkan kita bahwa kita memiliki tanggungjawab kepada ALLAH, ini bermakna roh atau nyawa ilmu itu sudah tidak ada. Yang ada hanya mental exercise saja.


Oleh karena roh ilmu mengingatkan kita akan tanggungjawab kepada ALLAH, maka bila kita memiliki ilmu, kita akan merasakan tanggungjawab yang makin berat. Makin banyak kita tahu , makin banyak jugalah tanggungjawab. Mengingatkan tanggungjawab itu peranan hati. Bila kita memiliki ilmu, ia mengingatkan kita akan perintah-perintah ALLAH baik yang wajib maupun yang sunat yang hendak kita tegakkan. Ia juga mengingatkan kita akan perintah haram dan makruh yang hendak kita tinggalkan.


Di antara roh ilmu lagi, apabila kita memilikinya, ilmu itu akan mendorong hati kita cinta pada Akhirat, cinta pada ALLAH. Ia mendorong hati kita benci dengan dunia (yang tidak memberi manfaat untuk Akhirat). Walaupun kita berjuang di dunia ,menegakkan hukum ALLAH di dunia, mengatur masyarakat di dunia, mengambil kekayaan-kekayaan yang ALLAH halalkan di dunia yang semuanya itu diperintahkan oleh ALLAH, namun hati tetap benci dengan dunia yang senantiasa saja hendak menipu kita.


Oleh karena itu kita ulang sekali lagi bahwa roh ilmu itu diantaranya, ilmu senantiasa menyadarkan hati kita bahwa dunia ini penipu, jahat dan hendak merusakkan kita. Kalau perasaan kita seperti itu terhadap dunia maka sudah tentu dunia tidak akan dapat menipu kita.


Ambillah dunia yang halal tapi ingat, kadang-kadang ia bisa merusakkan kita. Carilah harta kekayaan tapi ingat, kadang-kadang ia menjahanamkan kita. Berniagalah sebesar apapun tidak salah asalkan halal, tapi ingat, jangan sampai ia merusakkan hati kita, merusakkan perpaduan diantara kita.


Jadi kalau roh-roh dalam berilmu ini tidak kita miliki artinya kita baru dapat rangka ilmu atau jasad lahirnya saja. Yakni ilmu tanpa roh, atau dalam kata yang lain, ‘ilmu-ilmu bangkai’. Kalau ilmu-ilmu bangkai yang kita dapat, ia tidak bisa menyelamatkan kita dari rasa sombong, megah, riyak dan dan mazmumah yang lainya.



Roh Perpaduan


Bagaimana dengan yang dikatakan roh amal dalam perpaduan? ALLAH menyuruh kita berpadu maka kita mesti berpadu. Perpaduan dan persatuan yang ALLAH perintahkan itu mesti ada rohnya. Apakah roh perpaduan itu? Di antaranya , dalam kita berpadu mesti disertakan ukhuwah (rasa persaudaraan). Artinya jangan hanya fisik kita saja yang bersatu tapi hati tidak bertaut.


Selanjutnya, perpaduan juga dianggap memiliki roh bila rasa kasih sayang diikutsertakan bersamanya. Kalau kita berpadu dan berkumpul tapi tidak ada rasa kasih sayang, maka amat berat rasanya kita hendak selalu bertemu. Kalau terjadi kesalahan, menjadi benci untuk bertemu. Memang kalau tidak ada pautan hati, terasa benci hendak bertemu, lebih berat lagi kalau ada yang berbuat kesalahan pada kita. Tapi kalau bertemu dengan hati, ada rasa kasih sayang antara satu sama lain hingga rindu-merindui. Seminggu tidak berjumpa sudah bertanya-tanya, fulan itu dimana...


Itulah roh perpaduan dan persatuan. Bila ada kasih sayang, krisis dapat dihindarkan. Kalau ada krisis pun, cepat padam, tidak berkepanjangan karena masih ada pertautan hati.


Termasuk dalam roh perpaduan juga ialah doa-mendoakan. Doa itu tidak semestinya dengan mengangkat tangan atau dikeraskan tapi juga doa dalam hati. Bila kita melihat kawan berbuat kebaikan, hati merasa senang dan mendoakan, biarlah dia terus dalam kebaikan. Bila kita tahu kawan ada yang melakukan kesalahan, hati merasakan mudah-mudahan jangan dia berbuat lagi.


Hati kita berdoa kepada ALLAH, mudah-mudahan ALLAH memeberikan pimpinan, taufiq dan Hidayah pada kawan kita. Kawan itu tidak kita benci, sebaliknya kalau bisa diberi nasehat.


Di antara roh-roh perpaduan lagi ialah ingin tolong menolong, dan simpati atas kesusahan atau ujian yang menimpa kawan. Jadi kita berpadu bukan karena pangkat atau karena menginginkan bantuan, atau karena takut pada musuh. Juga bukan karena ekonomi dan bukan karena itu dan ini. Tetapi karena ia tuntutan dari ALLAH SWT. Kalau kita berpadu karena ALLAH maka indah sekali perpaduan itu. Perpaduan itu senantiasa akan kukuh.


Jika tidak, bermacam-macam krisis akan timbul. Inilah ‘perpaduan’ yang wujud di kalangan manusia di seluruh dunia hari ini. Mereka melaungkan “Mari bersatu, mari bersatu . ..!” tapi tukang teriak itulah yang membawa perpecahan. Mengajak orang bersatu berpadu tetapi di sudut yang lain dialah pemecah belah umat. Oleh karena itu roh perpaduan harus dijaga.


Kalau tidak nanti hanya terjadi pertautan fisik tetapi tidak ada pertautan hati. Pertemuan itu biarlah dengan tautan hati, bukan dengan tautan fisik semata-mata yang tidak ada artinya sama sekali.


Menurut Rasulullah orang mukmin itu ialah mereka yang "...jiwa (roh) mereka antara satu sama lain senantiasa ikat-mengikat (berangkai-rangkui, tidak terputus-putus)."



Roh Berdoa


Bagamana dengan contoh roh amal dalam berdoa? Doa itu dalam bahasa Melayunya artinya ‘meminta’. Maka roh berdoa diantaranya, mesti faham apa yang kita minta kepada ALLAH SWT. Kalau kita meminta (sesuatu) tapi tidak faham apa yang kita minta, maka ajaib juga. Misalnya kita minta sesuatu pada kerajaan, apabila di kembalikan pertanyaanya pada kita, “Apa yang kamu minta?” kita menjawab, “Tidak tahu.” Aneh juga.


Roh berdoa berikutnya, waktu berdoa itu rasa rendah di hadapan Tuhan. Ibarat kita hendak minta sesuatu kepada menteri misalnya, janganlah berkacak pinggang di hadapannya, sebaliknya mesti dengan bahasa yang lembut dan rendah hati. Jadi waktu kita berdoa itu mesti merasa rendah dan mengharap kepada Tuhan.


Yang termasuk juga roh berdoa ialah, ketika berdoa kita mesti yakin bahwa Allah akan terima doa kita. Jangan sampai ketika kita berdoa hati kecil kita berkata, “Entahlah, akan ALLAH kabulkan atau tidak...” Artinya, dalam meminta kita sudah jahat sangka dengan ALLAH.


Akhirnya dalam segala kegiatan yang kita lakukan, roh amal itu mesti kita kekalkan. Hingga ketika diam pun mesti ada roh. Bagaimana dengan roh ketika diam? ketika diam itu, kita berfikir. Berfikir tentang kebesaran ALLAH, berfikir tentang diri sendiri (sebagai hamba ALLAH dan khalifah-Nya), berfikir tentang d o s a , berfikir tentang kematian, berfikir tentang perjuangan, berfikir tentang Akhirat, berfikir tentang apa lagi pengorbanan yang hendak kita perbuat, berfikir tentang tanggungjawab yang belum kita laksanakan. Oleh sebab itulah, diam orang bertaqwa itu dianggap ibadah dan diberi pahala. Karena diamnya itu ada roh. Bahkan kadang-kadang lebih baik daripada orang mukmin yang tidak bertaqwa yang nampaknya aktif di tengah gelanggang kehidupan ini.


Jadi amal ibadah kita, perjuangan kita, usaha kita dan lain-lainya, mesti mempunyai roh. Jika tidak, semua amal kita itu hanya rangka-rangka atau jasad lahir semata-mata. Ia seperti bangkai saja. Amal tanpa roh adalah sia-sia. Karena yang ALLAH nilai adalah rohnya, walaupun kita wajib beramal. Oleh karena itu roh setiap amal hendaklah kita jaga agar ia ada nilai di sisi ALLAH SWT.


Kalau ibadah, perjuangan, jihad dan segala amal kita tidak ada rohnya, biasanya apa penyebabnya? Biasanya bersumber dari cinta dunia, bersumber dari kasih kepada perempuan, kasih kepada pangkat, bersumber dari bermacam-macam dosa yang kita buat, dan bersumber dari ketidakfahaman. Kadang-kadang kita berbuat amal ibadah, tetapi karena kita tidak faham (jahil), amal ibadah kita itu tidak ada roh. Bila tidak ada roh, artinya kita beramal dalam kelalaian. Kita berdakwah tapi rohnya tidak ada, artinya berdakwah dalam keadaan lalai. Kalau kita berekonomi walaupun berhasil dan dapat menegakkan yang halal tapi rohnya sudah tidak ada maka kita berekonomi dalam keadaan lalai. Kalau kita bermusafir tanpa rohnya, artinya kita musafir dalam keadaan lalai. Kalau kita mengajar walaupun mengajar ilmu Tuhan (sekalipun ilmu tauhid, fiqih dan tafsir) tapi rohnya sudah tidak ada, artinya mengajar dalam keadaan lalai.


Kalau kita belajar tetapi tidak ada rohnya, artinya kita belajar dalam keadaan lalai. Kita berjamaah tidak ada roh, artinya berjamaah dalam keadaan lalai. Kita bertemu tapi tidak ada roh, maknanya bertemu dalam keadaan lalai. Kita berjihad tanpa roh, artinya berjihad dalam keadaan lalai. Sifat lalai ini dimurkai ALLAH. Lalai itu termasuk ‘dunia’. Sebab yang dikatakan ‘Akhirat’ itu ialah sesuatu yang ada hubungan ingat. kepada ALLAH. Kalau tidak ada hubungan ingat kepada ALLAH, itu amalan dunia namanya. Sedangkan dalam Al Quran menyatakan:


Artinya: Janganlah kamu menjadi orang yang lalai.

(Al-A 'raf :205)


Oleh sebab itu, setiap usaha dan ikhtiar kita mesti disertakan rohnya. Sebab roh itulah tempat penilaian ALLAH. Inilah yang dimaksudkan oleh Hadis:


Artinya: Hendaklah kamu takut kepada ALLAH di mana saja kamu berada, dan hendaklah kamu ikuti kejahatan itu dengan kebaikan, niscaya (kebaikan) itu akan mcnghapuskannya. Dan hendaklah kamu berakhlak yang baik sesama manusia.

(Riwayat Ahmad, At Tarmizi, Al Baihaqi)


Artinya ketika kita berjihad, kita mesti merasa takut kepada ALLAH. Begitu juga ketika kita bersembahyang, beramal ibadah, bermusafir, bergaul, bertemu dan berjamaah, mesti ada rasa takut kepada ALLAH. Jadi, adanya rasa takut dalam segala tindakan yang kita kerjakan itulah sifat-sifat taqwa, itulah roh-roh amal yang telah digambarkan tadi.


Oleh karena itulah dalam kitab disebutkan,


"Cukuplah dua rakaat sembahyang sunat tapi dikerjakan

dalam keadaan takut kepada ALLAH SWT daripada beribu-ribu rakaat yang tidak disertakan rasa takut kepada ALLAH (roh amal itu tidak ada atau rasa taqwa tidak ada)."


Jadi pembangunan roh dalam setiap amal yang kita buat sangat diperlukan, karena di situlah penilaian ALLAH. Kalau kita bisa menjaga roh amal dalam setiap tindakan yang kita kerjakan, insya -ALLAH, ALLAH akan senantiasa membanyu kita ke jalan-Nya yang lurus. Susah sekali kita hendak menjaga roh amal ini. Inilah yang dikatakan ilmu tasawuf yang orang menolaknya hari ini. Padahal letak kejayaan umat islam adalah pada roh amal ini.


Jadi beramal, berjuang dan berjihadlah karena ALLAH perintahkan demikian, tetapi rohnya perlu di jaga.



P/s: Disunting dari pencinta kebenaran

Allah Pictures, Images and Photos